Prabu Kresna melepaskan senjata Cakra
ANDA yang menyukai jagat pewayangan, pasti tak asing
dengan nama Prabu Kresna. Raja Dwarawati yang merupakan titisan Dewa
Wisnu ini memiliki dua gaman atau senjata. Yakni, Cakra dan kembang
Wijaya Kusuma. Konon, kembang ini dipercaya mampu menghidupkan kesatria
yang mati di medan laga. Fenomenal bukan?
Tak mengherankan jika mitos-mitos tentang kembang langka ini
berkembang. Sebab, bunga yang dijuluki ratu malam (night queen) ini
mengembangkan kuncupnya hanya saat malam menjelang. Lebih tepatnya,
tengah malam. Saat itulah, bunga ini menebar keharuman sembari
mengepakkan helai demi helai mahkota yang menguncup.
Mitos lain yang cukup terkenal yakni, siapapun yang berhasil melihat
proses mekarnya bunga Wijaya Kusuma sejak masih menguncup, dipercaya
akan mendapatkan kebaikan di hari
selanjutnya, baik berupa rezeki yang
berlimpah, kesehatan, kebahagiaan, dan hal-hal positif lainnya
Di kalangan keraton Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta,
bunga Wijaya Kusuma dipercaya memiliki hubungan erat dengan raja-raja
Majapahit di masa silam. Masyarakat sekitar pun berkeyakinan bila
kembang ini memiliki kekuatan magis yang cukup besar, hingga para raja
diwajibkan memiliki sekuntum bunga Wijaya Kusuma yang diperolehnya dari
tanaman yang ditanamnya sendiri.
Di Cilacap, mitos yang berkembang masih diyakini hingga hari ini.
Meski secara fisik bunga Wijaya Kusuma itu ada, namun, kebanyakan orang
justru mencari bunga Wijaya Kusuma yang “asli” berasal dari alam gaib.
Namun, terlepas dari keyakinan yang membelenggu bunga bernama latin
Epiphyllum oxypetalum ini, bunga Wijaya Kusuma punya khasiat bagi
penyembuhan beberapa penyakit. Seperti meredam rasa sakit, menetralisir
pembekuan darah, dan menyembuhkan luka abses. Selain itu, Wijaya Kusuma
mempunyai manfaat sebagai obat anti radang, obat batuk, juga pendarahan
(hemostatis), dan mengatasi batuk asma, batuk darah, hingga muntah
darah.
Tertarik untuk menanam bunga Wijaya Kusuma?
(Fadhil Nugroho/CN41/SMNetwork)
suaramerdeka.com