Hampir setiap orang pernah mendengar tentang
Gunung Srandil dan Gunung Selok. Kedua tempat tersebut memang dikenal dengan
hal negatifnya, yaitu tempat pesugihan. Namun, benarkah demikan?
Kawasan Gunung Srandil dan Selok terdapat di
Kabupaten Cilacap bagian timur, kurang lebih 30 KM dari pusat Kota Cilacap.
Untuk menuju ke Srandil & Selok, dapat menggunakan kendaraan pribadi maupun
angkutan umum. Jika mengendarai Kereta Api, ada baiknya turun di Stasiun Kroya,
lalu naik ojek untuk menuju ke Gunung Srandil.
Gunung Srandil & Selok berada di Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap, Jawa
Tengah. Kedua gunung itu merupakan kawasan bukit hijau nan asri yang berada
dekat pantai selatan. Gunung Srandil di Desa Glempangpasir,
sedangkan Gunung
Selok berada di Desa Karangbenda, 500 meter sebelah barat
Gunung Srandil. Selain karena pemandangannya yang indah, tempat ini juga
merupakan tempat spiritual Jawa.
Entah dimulai sejak kapan, kedua tempat ini
memang digunakan untuk kawasan spiritual Jawa. Kesunyian dan situasinya yang
mendukung, membuat orang-orang tertarik untuk melakukan ritual di tempat ini.
Selain itu, juga terdapat banyak petilasan para leluhur Jawa dan tokoh-tokoh
Nusantara.
Beberapa saksi hidup menyatakan bahwa dahulu
Presiden Pertama Indonesia (Ir. Soekarno) pun pernah bersemedi di sini sebelumm
kemerdekaan. Lalu, Presiden Soeharto pun demikian, hingga membangun tempat
semedinya seperti kamar dan pendopo kecil. Tepat semedi Presiden Soeharto masih
ada hingga kini di Gunung Selok.
Setiap malam-malam tertentu, khususnya malam
Selasa Kliwon dan Jumat Kliwon, kawasan spiritual Srandil-Selok banyak
dikunjungi para ritualis. Puncak ritual masyarakat Jawa berada pada malam satu
Sura, di Gunung Srandil dan Selok pun banyak dikunjungi ritualis.
Di kawasan Gunung Srandil dan Gunung Selok
terdapat lebih dari tiga puluh petilasan. Petilasan merupakan tempat yang
pernah digunakan untuk tapa-brata oleh orang khusus. Semua petilasan itu
tersebar mulai dari tepi tebing, goa-goa, hingga bagian atas (puncak) Gunung
Srandil dan Selok. Sebagian petilasan masih terawat baik, akan tetapi
sebagiannya lagi tidak terawat dan bahkan sudah tertutupi semak-semak.
Sesungguhnya, para ritualis yang berkunjung
ke Gunung Srandil dan Selok bukanlah untuk mencari pesugihan. Mereka semua adalah
menjalankan adat & tradisi warisan leluhur Jawa, yang tidak berkaitan
dengan harta atau tahta. Namun, beberapa golongan yang tidak menyukai kegiatan
ritual Jawa membuat isu tentang pesugihan, sehingga lama-kelamaan isu itu
menyebar luas hingga banyak orang yang mengenal Gunung Srandil dan Selok
sebagai tempat mencari kekayaan instan.
|
Gapura Warukondo Selobinangun (di atas Gunung Selok) |
Pada dasarnya, setiap orang membutuhkan
nasehat dan solusi untuk mengatasi permasalahan dalam hidupnya. Terkadang
seseorang tidak menemukan nasehat dan solusi itu dari perkataan orang lain.
Karena setiap orang mempunyai kemampuan untuk menghening, banyak yang mencari
tempat-tempat sunyi untuk berdoa dan mengheningkan cipta.
Ada suatu keadaan yang menyudutkan dan
memnghimpit situasi kehidupan orang banyak. Jika sudah tidak mampu lagi diatasi
dengan pikiran, maka seorang pemimpin wajib menggapai petunjuk dari Tuhan, yang
membuat kita semua ada dan tiada. Tidak sembarang tempat dapat digunakan untuk
memohon petunjuk. Ada tempat-tempat tertentu yang mempunyai daya lebih dalam penggapaian
petunjuk.
Sama halnya dengan Gunung Srandil dan Gunung
Selok, adalah tempat spiritual pemimpin Nusantara. Jauh sebelum Presiden
Soekarno melakukan ritual di Gunung Srandil dan Selok, sudah ada tokoh
Nusantara yang melakukannya. Atas dasar petunjuk dari Yang Maha Esa, Sabda
Palon atau yang lebih dikenal dengan julukan Patih Gajah Mada pun pernah
melakukan tapa di Gunung Srandil. Dan jauh sebelum itu, kawasan Gunung Srandil
dan Selok adalah kawasan persinggahan para Dewa di jaman dahulu.
Itulah sebabnya hingga kini banyak ritualis
yang berkunjung ke Gunung Srandil dan Selok. Adapun yang datang untuk
kepentingan pribadi, adalah kurang baik. Semestinya Srandil dan Selok tetap
menjadi kawasan spiritual yang bermanfaat untuk kepentingan orang banyak.