SURAT TERBUKA
Cilacap, 29 Maret 2020
Nomor: 01
Perihal: Partisipasi Darurat Corona
Dari: Kaum Hadi
Untuk: Presiden RI Joko Widodo
Di Sasana Krida
HOOONG
WILAHENG JATI NUHONI HAJAT-HAJATE LELUHUR NUSANTARA,
TABE-TABE ULUK SALAM MULYA!
Tetap
semangat teruntuk presidenku dan seluruh putra-putri praja Nusantara!
Dalam
kitab – kitab terdahulu, telah banyak tertulis kejadian luar biasa baik yang
bersifat lokal maupun global. Namun yang bersifat global hanya ada beberapa
saja, diantaranya Kisah Nabi Nuh, dimana air hampir menenggelamkan seluruh
daratan bumi.
Jika
ditilik dari segi keimanan, tidak lain semua itu adalah bentuk peringatan
langsung dari Tuhan agar seluruh manusia tidak berani-berani melampaui batas
hak kekuasaan dan penciptaanNya.
Wahai
seluruh umat manusia! Ketahuilah bahwa ada kekuasaan lain di sisimu yang engkau
tidak mengetahui, tapi mereka (Tuhan dan beberapa makhluk yang dikehendakiNya)
mengetahui, dan sebagiannya akan diberitahukan kepada manusia yang diutus dan
dikehendakiNya untuk menyampaikan kehendak-kehendak penciptaNya. Dan
katakanlah! Bahwa pikiranmu tidak mungkin akan mampu mengatasi hidupmu.
Mungkin
ini diantara teguran Tuhan bahwa dalam hakekatnya, Iman tidak boleh
berkelompok. Karena iman itu bukan kelompok, maka sesungguhnya jangan
dikelompok-kelompokkan kecuali untuk memayu hayuning bawana.
Terkait
KLB Virus Corona (Covid-19) yang telah ditetapkan sebagai Pandemi, yang nyata
Indonesia telah terdampak, tercekam baik ekonomi, sosial, berbagai ketahanan,
keamanan, bahkan jiwanya, maka telah sepatutnya dan bahkan sewajibnya sebagai
hamba-hamba, kita lebih tunduk dalam upaya dan berserah diri demi mendapat
petunjuk agar Negeri ini segera diselamatkan terlepas dari wabah corona.
Atas
dasar MUNAJAT BERWUDLU saya, dengan setulus-tulusnya saya menyampaikan
bahwa:
“Sesungguhnya virus corona itu, untuk
pencegahan dan pengobatannya: cukup dengan sarana kunir apu dioleskan di ujung
mancungnya hidung masing-masing manusia yang meyakininya”, dengan doa: “Dalamanku
sudah lama, engkau adalah makhluk yang baru, jangan sampai engkau menggangguku.”
Adapun
pengobatan dari dalam adalah, kunyah atau tumbuklah arang kayu dengan ukuran
sekitar sebutir kelereng kecil (lebih sempurnanya adalah arang kayu asam atau
kayu jati) dan minumlah dengan setengah cangkir kopi pahit (wedang kopi tanpa
gula). Doanya sama.
Pencegahan
ini dilakukan menjelang tidur dan bangun tidur setelah mandi pagi selama
setidaknya 9 hari sampai dengan maksimal 35 hari, niscaya kita semua terhindar
dan selamat dari bahaya virus corona.
Perlu saya tandaskan, wahai seluruh
Putra – Putri Praja Nusantara, yakinlah bahwa segala penyakit ada obatnya!
Tidak perlu kita bingung, tidak perlu kita takut! Corona bukanlah satu-satunya
wabah yang mengerikan! Corona jangan sampai mengganggu penghidupan (ekonomi)
kita! Corona jangan sampai mengganggu anak-turun Adam untuk tetap beriman,
meskipun kini iman tidak boleh berkelompok (dalam segala majelis, masjid,
gereja dan tiap-tiap tempat ibadah) dikarenakan demi mencegah penularan virus.
Terkhusus Presiden Jokowi dan
segenap jajaran pemerintahan yang bertugas, jangan pernah engkau putus harapan,
jangan pernah engkau ragu untuk mendengar kata hati nuranimu! Masa depan Putra
– Putri Praja jauh lebih penting daripada sekedar menunggu vaksin yang masih
tidak pasti. Kehidupan kita jelas perlu penghidupan. Sejahtera bersama
sesuai ukurannya harus kita wujudkan!
Terimakasih
untuk setiap Putra-Putri Praja yang telah turut menyebar luaskan surat terbuka
ini. Semoga Bapak Presiden segera mempertimbangkan dengan yang berkompeten
dalam bidang religius/ spiritual dan juga tentunya dalam bidang ilmiah, segera
memutuskan untuk menggunakan solusi obat yang kami sampaikan tersebut. Kami
berkeyakinan penuh, obat dan doa ini adalah satu cara untuk mengatasi corona di
bumi Nusantara ini, dan bahkan di dunia.
Terimakasih.
ttd.
Kaum
Hadi
NB: Untuk anda yang ingin mendengarkan versi audio-visual tentang surat terbuka ini, silahkan simak di youtube: SURAT TERBUKA DARI KAUM HADI.
atau bisa baca di SLIDSHARE ;)